Multiple Intelligences

Teori multiple intelligences membagi kecerdasan manusia berdasarkan "pengelompokkan cara menyelesaikan masalah atau cara berpikir" tertentu, dibandingkan dengan melihat kecerdasan sebagai dominasi dari kemampuan umum yang tunggal. Kecerdasan ini meliputi daya pikir dan perkembangan kognitif. Howard Gardner mengajukan model ini dalam bukunya pada tahun 1983 dalam bukunya "Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences". Howard Gardner adalah profesor dalam bidang pendidikan di universitas Harvard.

Pada awalnya, jenis kecerdasan yang diperkenalkan hanya ada 7 jenis kecerdasan dalam penelitian yang dilakukan pada tahun 1991. Seiring waktu ada satu jenis kecerdasan yang ditambahkan sehingga ada 9 jenis kecerdasan dalam teori multiple intelligent. Bukan tidak mungkin jika jenis kecerdasan dalam teori ini akan berkembang lagi suatu saat nanti.
  1. Kecerdasan verbal atau linguistik : Keterampilan verbal maupun tertulis dalam bentuk sensitivitas dan efektivitas yang berkembang dengan baik terhadap suara, makna dan ritme kata-kata. Kecerdasan ini biasanya terlihat dalam bentuk kemampuan membuat puisi, menulis cerpen, kemampuan bercerita, dll.
  2. Kecerdasan Matematis-Logika: Kemampuan berpikir secara konseptual dan abstrak. Kecerdasan ini terkait dengan kapasitas untuk membedakan pola-pola logis atau numerik serta kemampuan memahami sebab akibat.
  3. Kecerdasan Musikal: Kemampuan menghasilkan dan menilai ritme, nada, dan warna nada. 
  4. Kecerdasan Visual-Spatial : Kemampuan berpikir yang terkait bentuk dan gambaran, untuk memvisualisasikan secara akurat maupun abstrak. Kemampuan yang terkait kecerdasan ini adalah kemampuan melukis dan menggambar.
  5. Kecerdasan Kinestetik : Kemampuan mengendalikan gerakan tubuh dan menangani benda dengan terampil.
  6. Kecerdasan Interpersonal : Kemampuan untuk mendeteksi dan merespons dengan tepat suasana hati, motivasi dan keinginan orang lain. 
  7. Kecerdasan Intrapersonal: Kapasitas untuk sadar diri dan selaras dengan perasaan batin, nilai-nilai, keyakinan, dan proses berpikir.
  8. Kecerdasan Naturalis: Kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tumbuhan, hewan, dan benda-benda lain di alam. 
  9. Kecerdasan Eksistential : Sensitivitas dan kapasitas untuk menangani pertanyaan mendalam tentang keberadaan manusia, seperti makna hidup, mengapa kita mati dan bagaimana kita sampai di sini.
Gardner berpendapat bahwa kecerdasan-kecerdasan di atas dapat dikembangkan, diabaikan, diperkuat, atau bahkan dilemahkan. Semua orang mungkin memiliki lebih dari satu potensi kecerdasan. Tapi, ada satu atau beberapa kecerdasan terlihat lebih kuat atau dominan yang sehingga akan mempengaruhi cara belajar mereka yang paling efektif.

Gardner pernah berkata, "Memang, sebagai dasar baru-baru ini, sistem pendidikan kita cenderung bias pada mode instruksi linguistik, assessment dan pada tingkatan tertentu juga menggunakan mode logical-quantitative."

Hani Morgan (2014) mendukung teori Gardner. Penelitian Morgan menunjukkan bahwa pengajaran yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan kemampuan siswa memberi manfaat bagi semua siswa. Tentu saja itu harus disajikan oleh guru yang dipersiapkan dengan baik, pengalaman dan berpengetahuan.

Pada tahun 2010, Bas dan Beyhan mempresentasikan temuan berdasarkan studi mereka menggunakan teori Multiple Intelligences dalam belajar bahasa Inggris. Mereka menilai bahwa pembelajaran berbasis MI lebih efektif dalam hal tingkat prestasi siswa dan sikap mereka terhadap pembelajaran. Penelitian mereka mendukung pernyataan Gardner bahwa pembelajaran berbasis MI akan cocok untuk diterapkan pada siswa.

"Joan Hanifin, seorang peneliti Irlandia, memutuskan dalam sebuah publikasi tahun 2014 bahwa sistem pendidikan yang sudah ketinggalan zaman di Irlandia berdampak buruk pada siswa dalam jangka panjang. Dengan tidak merangkul berbagai metode pengajaran berdasarkan kecerdasan yang berbeda, siswa seringkali meninggalkan sekolah karena perasaan "kurang dihargai".
Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »