Autisme

Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang mengakibatkan orang tersebut kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun memahami emosi serta perasaan orang lain. Selain itu, autisme bisa juga membuat seseorang obsesif terhadap minatnya yang terbatas sehingga tindakannya terkesan repetitif dan sulit diarahkan. Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD). Ini juga merupakan salah satu dari 5 jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD).

Sampai saat ini, autisme belum bisa disembuhkan dan belum diketahui penyebab pastinya. Tapi, penyandang autisme bisa dituntun agar bisa berinteraksi dengan lebih baik. Autisme tidak terkait dengan kecerdasan dan spektrum dari gejalanya cukup luas dan beragam. Anak autis ada yang cukup cerdas dan ada juga yang memiliki gangguan kecerdasan. Karena gejala dan tingkat keparahannya yang cukup beragam, saat ini, autisme disebut dengan autism spectrum disorder (ASD). Beberapa gangguan yang bisa dikelompokkan ke dalam ASD, yaitu :
  1. Asperger =>  Spektrum dari ASD yang tergolong cerdas atau biasa disebut dengan high functioning autism. Asperger bisa punya masalah terkait dengan gangguan kemampuan komunikasinya. Tapi yang lebih terlihat pada asperger adalah tindakan repetitif dan minat yang terbatas.
  2. PDD-NOS => Anak yang kecerdasan dan kemampuan komunikasinya mendekati normal dengan sedikit ciri autisme. Mereka umumnya memiliki gangguan dalam berkomunikasi dengan kalimat yang kurang tertata saat berbicara dan terkesan pendiam.
  3. Syndrom Heller => autisme yang ciri-cirinya baru terlihat pada usia tertentu setelah sebelumnya memperlihatkan perkembangan yang normal.
Autisme bisa disandang oleh introvert atau extrovert. Sebaiknya tidak sembarangan menggunakan kata autis atau membuat self diagnosis. Konsultasikan ke psikolog jika anda merasa anak anda termasuk  penyandang autisme agar anda bisa mendapatkan solusi yang tepat.

Dalam dunia medis istilah autisme invantil diperpendek menjadi autisme. Ini diperpendek lagi oleh orang awam menjadi autis. Autis juga disebut spectrum disorder karena spektrumnya luas, yang artinya gejalanya sangat variatif.

Ciri-ciri umum autis :
  1. Tidak merespon saat ada yang melakukan kontak mata dengannya.
  2. Responnya buruk atau tidak ada respon sama sekali saat ada yang memanggilnya.
  3. Gangguan dalam emosi sehingga mereka sering tertawa sendiri dan mengamuk.
  4. Sibuk dengan dunianya sendiri dan sulit diajak berkomunikasi.
  5. Gejala-gejala lain yang relatif berbeda pada tiap penyandang autisme. Gejala-gejala tambahan tersebut antara lain hiperaktif, hipoaktif, tingkah laku anak yang suka menyerang, gangguan persepsi sensoris, dan suka menyakiti diri sendiri. Anak autis ada yang pintar dan ada yang bodoh.
Deteksi dan terapi sedini mungkin akan menjadikan penyandang autisme dapat menyesuaikan dirinya dengan orang yang normal. Kadang-kadang terapi harus dilakukan seumur hidup, walaupun demikian penderita Autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat terapi Autisme sedini mungkin, seringkali dapat mengikuti sekolah umum, bahkan dapat bekerja memenuhi standar yang dibutuhkan.
  1. Makanan yang mengandung gluten (protein yang ada pada tepung dan gandum)
  2. Makanan yang mengandung kasein (protein pada susu dan produk olahannya).
  3. Ikan yang Mengandung Merkuri.
  4. Makanan dengan kadar Fenol yang tinggi. Fenol adalah zat kimia yang biasa terdapat pada buah sayuran, seperti jeruk, tomat, anggur, dan ceri.
  5. Cokelat, kopi, dan produk lain yang mengandung kafein. Kafein telah diketahui bisa jadi pemicu gejala ADHD dan hiperaktif.
  6. Junk food
  7. Makanan yang Berbahan Dasar Kedelai
  8. Ragi
  9. Kefir
  10. Brem
  11. Mi Instan
  12. Pasta
  13. Jus kemasan
  14. Keju
  15. Es Krim
  16. Soda
Autisme bukanlah penyakit kejiwaan dan bukan juga disebabkan oleh virus atau kuman. Autisme merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini tampak pada perilaku penyandang autisme. Faktor-faktor yang menyebabkan autisme belum bisa dipastikan saat ini. Tapi ada beberapa faktor yang diduga bisa memicu autisme, seperti :
  1. Genetik.
  2. Pestisida.
  3. Obat-obatan.
  4. Usia orangtua saat melahirkan anak.
  5. Perkembangan otak sejak dari dalam kandungan, atau hingga usia tertentu.
Btw, 2 April merupakan Hari Peduli Autisme (World Autism Awareness Day).
Autisme VS Down Syndrome
Autisme bukan karena adanya kelainan kromosom, namun dikarenakan adanya kelemahan genetik dan boleh jadi ditunjang oleh paparan negatif dari lingkungan. Walaupun seorang anak bisa mengalami autis sekaligus down syndrome, tapi autis jelas berbeda dengan down syndrome.

Down syndrome disebabkan oleh adanya kelainan kromosom. Pada saat pembuahan ada kromosom yang menyimpang. Seharusnya kromosom ibu terbelah menjadi dua, dan kromosom ayah juga terbelah menjadi dua juga. Kemudian masing-masing kromosom saling menempel seperti di nomor 1, 2, 3, dan seterusnya. Namun karena ada satu kromosom yang tidak menempel di kromosomnya dengan nomornya sendiri, tapi menempel di kromosom yang tidak seharusnya maka terjadi kelainan yang disertai dengan retardasi mental sehingga potensi kecerdasannya kurang. Down Syndrome juga bisa dilihat dari ciri fisiknya seperti mata yang miring ke atas, hidungnya pesek, tampilan wajah seperti orang Mongol dan sebagainya. Semua orang yang terkena down syndrome bentuk wajahnya akan mempunyai kesamaan.
Berikutnya
« Prev Post
Terlama