Konflik Palestina memiliki catatan sejarah panjang mulai dari sebelum masehi sampai Sekarang. Masing-masing pihak berusaha membuat pembelaannya tentang siapa yang berhak mendiami tanah tersebut. Pada kenyataannya, yang terjadi sekarang lebih terkait dengan siapa yang boleh berkuasa di wilayah yang dilabeli dengan Palestina dan Israel. Sampai saat ini, orang-orang dari beberapa bangsa sudah lama mendiami wilayah tersebut, termasuk dari orang Arab dan Yahudi yang beragama Islam, Kristen dan Yahudi. Tapi, yang paling ingin saya bahas kali ini bukan siapa yang berhak tinggal di sana, melainkan sejarah dan asal usul nama Palestina. Ini karena ada sebuah misinformasi yang menyebutkan bahwa nama Palestina adalah buatan orang-orang Roma. Ini mungkin berasal dari orang-orang yang tidak bisa membedakan nama hasil transliterasi dan nama awal
Deklarasi Balfour
Pendirian negara Israel yang sekarang dimulai sejak adanya deklarasi Balfour pada 2 november 1917. Deklarasi Balfour adalah penyataan dari Inggris untuk membangun “rumah nasional” atau homeland bagi orang-orang Yahudi di Palestina yang berisi 112 kata.
Penamaan deklarasi Balfour sesuai dengan nama penulis surat yang berisi deklarasi tersebut, Arthur Balfour. Arthur Balfour menulis surat kepada tokoh komunitas yahudi Inggris Lionel Walter Rothschild selama masa perang dunia ke-1 setelah pembubaran kekhalifahan Utsmaniyah. Asal mula deklarasi ini terkait dengan pendirian organisasi Zionis oleh Theodor Herzl. Walupun begitu, Chaim Weizmann adalah pemimpin zionis yang pertama kali melobi pemerintah Inggris untuk mendirikan negara Palestina.
Deklarasi Balfour menyatakan tidak boleh ada tindakan yang merugikan hak-hak sipil orang-orang non-Yahudi di Palestina. Kenyataannya? Kita bisa melihatnya sendiri sekarang.
Deklarasi Balfour dinilai kontroversial karena Inggris telah menjanjikan kemerdekaan bagi orang-orang Arab dari Kekaisaran Ottoman dalam Korespondensi Hussein-MacMahon 1915. Inggris juga berjanji kepada Prancis dalam perjanjian Sykes-Picot 1916 bahwa mayoritas Palestina akan berada di bawah administrasi internasional.
Nama dan Penduduk Awal Palestina
Dalam Inkripsi yang berasal dari makam Ramses III yang memerintah Mesir dari tahun 1186 SM sampai kematiannya pada tahun 1155 SM, ada kelompok yang disebut dengan Peleset (Transliterasi dari p-r-st dalam Hiroglif). Penduduk Palestina saat itu bukanlah orang Yahudi maupun Israel yang sekarang. Ada beberapa dugaan terkait dengan penduduk awal Palestina, misalnya asal mereka berasal dari pelaut atau perompak yang kemudian menetap, walaupun itu masih bisa diperdebatkan. Mereka menginvasi Mesir sekitar tahun 1190 SM setelah menghancurkan Anatolia, Siprus, dan Suriah. Setelah berhasil dipukul mundur oleh orang Mesir, orang-orang tersebut menetap di dataran pantai Palestina dari Joppa (Tel Aviv–Yafo modern) ke arah selatan hingga Gaza. Daerah tersebut berisi lima kota (Pentapolis) dari konfederasi Filistin (Gaza, Ashkelon, Ashdod, Gath, dan Ekron) dan dikenal sebagai Filistia, atau Tanah Orang Filistin. Dari sebutan inilah seluruh negara itu kemudian disebut Palestina oleh orang Yunani.
Catatan lain Berasal dari Bibel yang menyebutkan bahwa orang-orang Palestina ditaklukkan oleh raja David / Daud. Waktu kekuasaan orang-orang Israel disebutkan dalam bibel bertahan hingga pecahnya bani Israil jadi 2 kelompok dan kemudian salah satunya melabeli diri mereka dengan Yahudi. Setelah itu, bibel menyebutkan bahwa bangsa Yahudi ditaklukkan dan wilayahnya dikuasai berbagai bangsa.
Nama yang digunakan untuk menyebut wilayah tempat tinggal orang-orang Palestina dalam bibel adalah Kanaan. Istilah Ibrani "pelisytim" muncul dalam naskah Masora dari Alkitab Ibrani. Istilah ini juga muncul dalam Taurat Samaria.
Referensi detail dari luar Alkitab yang pertama mengenai bangsa Palestina setelah mereka menetap di pantai Palestina terdapat dalam catatan sejarah raja Asiria, Adad-nirari III (810SM–782SM). Dia membanggakan diri karena telah mengumpulkan upeti dari Filistia. Pada awal abad ke-7, Gaza, Ashkelon, Ekron, Ashdod, dan mungkin Gat menjadi wilayah bawahan penguasa Asiria. Selama paruh kedua abad itu, kota-kota tersebut menjadi pengikut Mesir. Dengan penaklukan raja Babilonia Nebukadrezar II (605SM–562SM) di Siria dan Palestina, kota-kota Filistin menjadi bagian dari kekaisaran Neo-Babilonia. Di kemudian hari mereka berada di bawah kendali Persia, Yunani, dan Roma.
Pada masa kekuasaan Yunani Roma, Nama Filistin digunakan Herodotus, Aristoteles, dan Plutarch untuk menyebut wilayah di bagian selatan Syria (Syria Palestina) dekat Finithya hingga batas-batas Mesir. Nama Palestina yang digunakan dalam bahasa Indonesia merupakan transliterasi dan serapan dari bahasa Arab.
Jika kita melihat sejarahnya, penamaan Palestina sudah lama ada, bahkan sebelum pendirian negara Israel. Jadi, kalau mengacu ke mana yang lebih dulu ada, nama Palestina sudah ada lebih dulu dibandingkan dengan Israel. Soal penduduk yang tinggal di sana, seperti yang sudah saya tulis di atas, penghuninya bukan orang Arab Palestina maupun Israel yang sekarang.
Terkait dengan klaim tanah yang dijanjikan, itu lebih terkait dengan isi kitab suci yang tidak bisa diperdebatkan hanya dengan logika. Setiap orang tentu saja akan menjadikan keyakinan mereka sebagai standar kebenaran. Saat kita memperdebatkan keyakinan yang hanya bersumber dari kitab suci atau tradisi lisan tanpa bukti empiris berupa benda yang tersisa dari masa lalu, hasilnya hanya circular logic.
Sumber :
- https://www.britannica.com/topic/Philistine-people
- https://www.britannica.com/place/Canaan-historical-region-Middle-East
- https://youarecurrent.com/2014/09/30/column-medinet-habu-philistines-egypt/
- https://en.wikipedia.org/wiki/Canaan#:~:text=Late%20Bronze%20Age%20(1550–1200%20BC),-In%20the%20early