Psikosomatis dan Placebo Effect

Ada pepatah yang berkata, "di dalam tubuh yang sehat terdapat terdapat jiwa yang kuat". Pada kenyataannya, hal yang sebaliknya bisa saja terjadi. Lemah dan kuatnya jiwa bisa mempengaruhi fisik. Kondisi fisik seseorang bisa mempercepat atau memperlama kesembuhan. Walaupun begitu, perasaan sembuh atau sakit bisa tidak sesuai dengan keadaan tubuh yang sebenarnya.

FYI, dalam psikologi, jiwa tidak sama dengan ruh maupun nyawa. Jiwa dapat diartikan sebagai bagian dari kepribadian seseorang yang menentukan cara individu dalam berpikir, merasa, dan bertindak.

Dua Istilah yang terkait dengan pengaruh psikologis terhadap keadaan fisik adalah psikosomatis dan placebo effect. Kali ini saya akan membahas keduanya.

Placebo Effect

Placebo effect atau efek plasebo adalah ketika kesehatan fisik atau mental seseorang tampak membaik setelah menjalani pengobatan plasebo atau 'tiruan'. Placebo adalah bahasa Latin untuk 'Saya akan tolong' dan mengacu pada pengobatan yang tampak nyata, namun sebenarnya tidak punya manfaat nyata. Efek plasebo membuat seseorang merasa dirinya sudah sembuh walaupun belum sembuh.

Psikosomatis

Jika efek plasebo hanya berupa "perasaan sembuh yang palsu", psikosomatis adalah hubungan antara pemikiran atau psikis yang bisa mempengaruhi kondisi tubuh atau sebaliknya. Ketika kita membicarakan sisi negatif dari psikosomatis, maka istilah yang tepat untuk digunakan adalah gangguan psikosomatis atau penyakit psikosomatis. Penyakit psikosomatis disebabkan oleh pikiran dan emosi negatif yang menimbulkan stres dan kecemasan.

Sumber :
  • https://www.health.harvard.edu/mental-health/the-power-of-the-placebo-effect
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21521-psychosomatic-disorder
Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »