Jika dalam filsafat dan ilmu logika kita mengenal cacat logika atau logical fallacy, dari psikologi kita bisa mengenal distorsi kognitif. Distorsi kognitif adalah saat kita membuat kesimpulan tanpa memiliki bukti yang mendukung. Distorsi kognitif menggambarkan pemikiran yang keliru dari individu dalam memandang dirinya sendiri, orang lain, lingkungan, serta dunianya. Distorsi kognitif juga didefinisikan dengan "berpikiran secara berlebihan dan tidak rasional yang menyebabkan gangguan psikologis tertentu". Yah, intinya distorsi kognitif itu cenderung berdampak negatif.
Aaron T. Beck yang merupakan seorang psikiater dan ahli terapi kognitif, melakukan penelitian terhadap gangguan psikologis pada tahun 1972. Dia menulis sebuah buku yang berjudul "Depression: Causes and Treatment" berdasarkan penelitiannya tersebut. Buku tersebut menjelaskan model teoritis yang komprehensif dan didukung secara empiris terkait penyebab, gejala, dan perawatan terhadap gangguan psikologis depresi.Penelitian tersebut dilanjutkan oleh murid Beck, yaitu David D. Burn. David menerbitkan buku berdasarkan penelitiannya tersebut yang berjudul Feeling Good: The New Mood Therapy. Buku tersebut berisi pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh gurunya. Di buku tersebut, dia menggambarkan depresi hingga adanya distorsi kognitif. Buku tersebut menjadi rujukan untuk membantu sesorang yang mengalami gejala distorsi kognitif.
Contoh lain adalah saat kita menilai baik dan buruk yang sebenarnya bisa bersifat relatif jika diterapkan di lingkungan dengan standar norma yang berbeda.
Distorsi kognitif digunakan dalam Cognitive Behavior Therapy (CBT). Ada beberapa distorsi kognitif yang dipelajari dalam psikologi.
- Black and white thinking
- Mental Filtering
- Labeling
- Overgeneralization
- Mind reading
- Jumping to conclusions
- Discounting the positive
- Predictive thinking
- Magnification
- Emotional reasoning
- Should and must statements
- Personalization and blame
- Catastrophizing
Black and White Thinking
Pemikiran hitam putih atau black and white thinking adalah pemikiran yang membagi nilai ke dalam dua kategori yang ekstrim. Distorsi kognitif ini kadang juga disebut dengan polarized thinking karena membagi 2 nilai seperti kutub yang berlawanan walaupun sebenarnya bisa dinilai sebagai suatu spektrum.
Salah satu contoh distorsi kognitif ini adalah saat kita menilai gagal dan berhasil sebagai nilai mutlak dan satu-satunya untuk sesuatu yang seharusnya dinilai dari berbagai sudut pandang setiap bagiannya. Padahal, kita bisa berhasil dalam satu hal & gagal dalam hal lainnya saat melakukan satu tindakan.
Salah satu contoh distorsi kognitif ini adalah saat kita menilai gagal dan berhasil sebagai nilai mutlak dan satu-satunya untuk sesuatu yang seharusnya dinilai dari berbagai sudut pandang setiap bagiannya. Padahal, kita bisa berhasil dalam satu hal & gagal dalam hal lainnya saat melakukan satu tindakan.
Contoh lain adalah saat kita menilai baik dan buruk yang sebenarnya bisa bersifat relatif jika diterapkan di lingkungan dengan standar norma yang berbeda.
Mental Filtering
Distorsi kognitif ini biasa muncul saat kita mengabaikan komentar atau pernyataan positif seseorang & hanya mengambil negatifnya saja untuk pembenaran. Ini juga bisa terjadi saat kita hanya fokus pada pemikiran negatif tanpa mau berpikir positif. Mental filtering bisa membuat seseorang cenderung menyalahkan dirinya sendiri maupun orang lain.
Overgeneralization
Overgeneralization adalah distorsi kognitif yang membuat kita berpikir bahwa hasil dari suatu tindakan selalu sama tanpa melihat detail dan variabel-variabel yang bisa mengubah hasil dari tindakan tersebut. Kadang orang lupa bahwa karena suatu faktor, hasil bisa berubah.Labeling
Labeling bisa membuat kita memberikan label atau penilaian negatif pada diri sendiri maupun orang lain hanya untuk mencari-cari kesalahan sehingga akhirnya kita tidak bisa melihat sisi positif pada diri kita sendiri maupun orang lain.Mind Reading
Mind reading atau "membaca pikiran" adalah distorsi kognitif yang muncul saat kita berasumsi bahwa orang lain memberi penilaian negatif pada diri kita. Asumsi tersebut seringkali muncul dari asumsi kita terhadap ucapan atau pernyataan seseorang yang sebenarnya tidak berisi penilaian apapun.
Jumping to conclusions
Jumping conclusions yang dimaksud di sini adalah pengambilan kesimpulan secara langsung dengan informasi yang terbatas. Kesimpulan tersebut seringkali dianggap sebagai kesimpulan final walaupun dasarnya hanya asumsi. Jumping to conclusions juga terkait dengan distorsi kognitif yang lain, terutama mind reading
Discounting the positive
Discounting the positive adalah distorsi kognitif yang terjadi ketika seseorang secara tidak sadar mengabaikan, meremehkan, atau mengurangi nilai dari pengalaman atau peristiwa positif dalam hidup mereka.