Transeksual dan Gender Dysphoria

Kalau ada yang bertanya, "Apakah kita bisa mengubah jenis kelamin"? Jawabannya, "sampai saat ini tidak bisa" karena jenis kelamin ditentukan berdasarkan kromosom dan organ reproduksi internal (testis & rahim). Tapi, seseorang bisa mengubah bentuk alat kelaminnya supaya mirip dengan alat kelamin lawan jenis melalui operasi. Tentu saja, itu tidak akan semirip aslinya. 

Orang yang mengubah bentuk alat kelamin lewat operasi disebut dengan transeksual. Transeksual punya cakupan yang lebih sempit daripada transgender. Crossdesser dan orang-orang yang merasa berubah gendernya bisa dikategorikan transgender walaupun bentuk alat kelaminnya tidak berubah. Selain itu, pengidap gender dysphoria / disforia gender juga bisa dikategorikan sebagai transgender.

Gender Dysphoria adalah pengalaman psikologis yang dirasa tidak nyaman oleh individu yang mengidentifikasi diri mereka sebagai gender yang berbeda dengan jenis kelamin yang mereka lahir. Gender dysphoria masuk ke dalam DSM V. Gender Dysphoria menjadi salah satu alasan seseorang memutuskan untuk menjadi transeksual. Walaupun Begitu, tidak semua transeksual adalah pengidap gender dysphoria.

Perempuan Transeksual

Transwoman atau perempuan transeksual adalah sebutan untuk laki-laki yang mengubah alat kelaminnya agar terlihat seperti vagina. Ini dilakukan dengan membuang scrotum, testis, dan sebagian penis sebelum membentuk lubang yang mirip dengan alat kelamin perempuan. Walaupun begitu, laki-laki transeksual tidak memiliki rahim.

Laki-laki Transeksual

Transman atau laki-laki transeksual adalah sebutan untuk perempuan yang mengubah alat kelaminnya agar terlihat seperti penis. Metode untuk merekonstruksi penis ada 2, yaitu phallopasty dan metoidioplasty. 

Phallopasty dilakukan dengan mengambil kulit di bagian tubuh tertentu, terutama lengan yang kemudian dilekatkan ke semacam pipa untuk membentuk tampilan seperti penis dengan panjang sesuai keinginan. Uretra diperpanjang agar laki-laki transeksual bisa buang air kecil sambil berdiri. Selain itu, scrotum buatan juga ditambahkan agar terlihat lebih mirip seperti alat kelamin laki-laki. 

Metode lain untuk membentuk penis disebut dengan metoidioplasty yang dilakukan dengan memperpanjang klitoris hingga 4 to 6 cm. Setelah penis terbentuk, uretra atau saluran kencing akan disambungkan ke dalam klitoris. 

Prosedur terakhir dari phallopasty dan metoidioplasty adalah penambahan alat yang disebut dengan erectile prosthetic device sehingga klitoris atau penis buatan mengalami ereksi secara manual. Walaupun begitu, phallopasty maupun metoidioplasty tidak dapat menambahkan testis. Bagian dalam dan area sensitif dari penis buatan juga tidak sama dengan penis asli. Penis juga tidak akan mengalami ereksi karena rangsangan seksual seperti halnya laki-laki normal.

Mungkinkah Melakukan Transplantasi Testis dan Rahim?

Beberapa sumber menyebut itu mungkin dilakukan antar sesama pria atau antar sesama wanita. Transplantasi rahim pertama dilakukan di Swedia pada tahun 2014 dari rahim seseorang yang sudah meninggal, dan penerima rahim berhasil melahirkan bayi melalui operasi caesar.

Selain transplantasi rahim, transplantasi penis dan testis pernah dilakukan. Transplantasi penis pertama yang coba dilakukan di cina pada tahun 2016 mengalami kegagalan karena adanya penolakan dari tubuh penerima. Sebaliknya, transplantasi testis sudah beberapa kali mengalami kesuksesan. 

Transplantasi testis yang pertama berhasil dilakukan di Afrika selatan pada tahun 2014. Itu dilakukan terhadap saudara kembar yang salah satunya mengalami kelainan karena tidak memiliki testis sejak lahir walaupun saudara kembarnya memiliki testis yang normal. Kesuksesan transplantasi tersebut diteruskan di Massachusett pada tahun 2016, dan dilakukan lagi di Afrika selatan pada 2017.

Secara biologis, gen yang diturunkan kepada anak yang terlahir dari hasil transplantasi organ reproduksi tetaplah sama dengan gen pendonor jika dilakukan tes DNA. Tidak semua orang bisa melakukan transplantasi organ karena umumnya tubuh penerima organ akan menolak organ hasil transplantasi. Jika ada penolakan, penerima organ perlu mengkonsumsi obat-obatan yang disebut sebagai "immunosuppressants". Konsumsi obat tersebut mungkin diperlukan seumur hidup.

Transplantasi antar jenis kelamin belum berhasil dilakukan sampai saat ini karena perbedaan produksi hormon, penolakan oleh tubuh penerima, perbedaan struktur organ reproduksi, dan proses operasi yang rumit. Sekalipun transplantasi organ reproduksi mungkin suatu saat berhasil dilakukan, secara biologis, anak yang terlahir tetaplah anak pendonor. Selain itu, ada perdebatan yang terkait dengan norma dalam transplantasi organ reproduksi.

Sumber :
  • https://healthcare.utah.edu/transgender-health/gender-affirmation-surgery/vaginoplasty
  • https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/21585-phalloplasty
  • https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/21668-metoidioplasty
  • https://www.reuters.com/article/us-sweden-transplant-idUSKCN0HT0GC20141004
Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »