Shadow Function

Berdasarkan konsep 8 fungsi yg dikembangkan John Beebe, shadow functions adalah fungsi yang normalnya ditekan penggunaannya atau di-repress oleh seseorang karena memang berbeda arah "orientasinya" dengan fungsi utama. Shadow functions normalnya berperan sebagai fungsi yg muncul saat mempertahankan diri, saat tertekan atau saat fungsi utama tidak bisa memenuhi perannya. Umumnya, orang lain yg sudah mengenal kita lebih bisa melihat keberadaan peran shadow functions tapi kita sendiri malah kurang sadar dan sulit melihat peran shadow functions. Fungsi ini bukanlah fungsi kognitif yg bisa bertahan lama perannya jika dibandingkan dengan fungsi auxiliary dan fungsi dominan.

Pada dasarnya, John Beebe menamai setiap posisi tiap fungsi kognitif berdasarkan nama "Archetypes" dari Carl G. Jung. 4 Fungsi utama secara berurutan dinamakan sebagai berikut : Hero, Good parent, Eternal Child / Puer / Puella, Anima/Animus. Sedangkan nama shadow function beserta perannya, adalah sebagai berikut :
  • Opposing role (5th): Fungsi yang cenderung bertentangan dengan fungsi dominan. Sifatnya cenderung pasif-agressif, meragukan fungsi utama. Saat fungsi ke-5 dan fungsi ke-6 aktif, seseorang cenderung bisa tampak berbeda 180 derajat kepribadiannya. Contohnya, INTP mungkin akan terlihat seperti ENTJ saat berargumen atau menyatakan pendapat jika fungsi kognitif ini mulai muncul.
  • Critical Parent Witch / Senex (6th) : Fungsi kognitif yg mendukung opossing role, dan melindungi shadow functions lainnya. Perannya mirip dengan fungsi auxiliary yg mendukung fungsi dominan walaupun fungsi yg mereka dukung adalah fungsi kognitif yg berbeda. Critical parent juga cenderung bersifat tidak terlalu aktif (jika dibandingkan dg fungsi utama). Fungsi kognitif di posisi ini cenderung merendahkan atau menghina, dan mengkritik kemampuan fungsi kognitif utama.
  • The trickster (7th) : Pelindung dari fungsi tersier (eternal child). Walaupun di posisi ke-7 bukan berarti ini lebih kuat dari yg ada di fungsi ke-8. Kenyataannya, fungsi ini lebih jarang digunakan dan bagi beberapa orang malah jadi fungsi yg sulit dikembangkan. Saat seseorang menggunakan fungsi ini, ada kemungkinan, critical parent juga akan berperan mengontrol fungsi kognitif di posisi ini. Saat muncul, kadang fungsi ini malah cenderung menampilkan perannya yg destruktif karena perannya kurang disadari oleh diri kita sendiri.
  • Demon (8th) : Sisi yg muncul sebagai "rasa tidak percaya" terhadap fungsi inferior. Demon kadang berperan dg tujuan untuk mengatasi masalah terkait ketidaknyamanan untuk menggunakan fungsi inferior. Demon yg terlalu aktif kadang membuat typing fungsi MBTI jadi lebih sulit karena perannya bisa seolah-olah menggantikan tempat fungsi dominan.
Semua tipe punya shadow functions. Shadow functions umumnya cenderung mempertanyakan motif fungsi utama dan baru berperan saat ada tuntutan untuk beradaptasi dari lingkungan atau saat mereka tertekan. Saat diperankan sebagai fungsi kognitif yg secara spontan mempertahankan diri, shadow function lebih banyak menampilkan sisi negatifnya. Walaupun begitu, shadow functions bisa menjadi katalis dan membantu fungsi utama dalam membuat keputusan dan mencari informasi. Di sisi lain, shadow functions umumnya menjadi fungsi yang juga kurang diminati penggunaannya terutama pada masa anak-anak atau fase awal perkembangan fungsi kognitif. Penggunaan shadow functions yang berlebihan mungkin akan memunculkan perasaan kurang nyaman saat penggunaannya dipaksakan. Walaupun begitu, saat tertekan atau ada kesulitan terkait penggunaan fungsi utama, shadow functions juga akan sangat dibutuhkan perannya.

Btw, sebagian penggemar MBTI mungkin meragukan konsep shadow function dan model urutan fungsi kognitif dari John Beebe.
Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »