Looping dan Jumping in The Stack

Normalnya, setelah kita mengembangkan fungsi kognitif kita yang paling dominan, kita juga akan belajar untuk menggunakan "satu fungsi kognitif yang berlawanan" dengan fungsi utama kita sebagai pelengkap dan bentuk adaptasi terhadap lingkungan. Fungsi tersebut adalah fungsi auxiliary yang berperan sebagai co-pilot atau pendukung dari fungsi dominan.

Jika kalian extrovert, kalian akan mengembangkan fungsi introvert sesuai minat atau kebutuhan kerja kalian, entah itu dengan cara yang cepat atau lambat. Sebaliknya Introvert akan membutuhkan fungsi extrovert untuk berinteraksi atau mendapatkan informasi dari luar. Idealnya, jika fungsi dominan adalah perceiving (Si, Ni, Se, Ne), fungsi kognitif yang berperan sebagai co-pilot seharusnya adalah fungsi judging (Ti, Fi, Te, Fe).

Walaupun begitu, kenyataannya, tidak semua orang akan mempunyai pola perkembangan fungsi kognitif yang sama. Faktor-faktor seperti pendidikan dari ortu maupun guru dan lingkungan akan sangat berpengaruh pada perkembangan fungsi kognitif dan kepribadian kita.

Dalam MBTI, ada 3 masalah yang mungkin dihadapi tiap tipe. Masalah-masalah tersebut yaitu :
  • Loop (dominan-tersier) : Penggunaan fungsi tersier yang melompati fungsi auxiliary sehingga terjadi loop karena fungsi auxiliary direpress. Loop bisa muncul karena adanya keinginan dari sendiri, atau karena faktor lain yang berasal dari luar.
    Misalnya, INTP loop-nya adalah Ti-Si. Loop dalam batas wajar sebenarnya bukan masalah dan punya kegunaan. Tapi, kalau penggunaan loop sudah berlebihan, seorang introvert akan mulai kurang peduli dengan fungsi extrovert-nya. Sebaliknya, extrovert bisa juga terlalu mengandalkan fungsi extrovert-nya dan menjadi kurang peduli dengan fungsi introvert-nya.
  • Lompatan dan grip fungsi inferior : Penggunaan fungsi lain akan disederhanakan atau direpress sehingga akan terjadi lompatan langsung ke fungsi inferior yang kadang penggunaannya bisa terlihat terlalu kekanak-kanakan dan tidak ideal karena mengabaikan fungsi lain.
    Pengalaman buruk, stres atau pendidikan yang dipaksakan bisa jadi pemicu lompatan ke fungsi inferior.
  • Penggunaan shadow function : Dalam batasan wajar, shadow function bisa jadi alter ego yang berguna untuk beradaptasi atau menjadi katalis fungsi utama. Tapi, penggunaan yang berlebihan malah bisa membuat seseorang seperti jadi orang lain, bingung dengan kepribadiannya atau jadi kurang fokus.
Loop
Seperti yang sudah saya sebutkan, loop adalah proses yang berulang-ulang dari penggunaan fungsi dominan ke fungsi tersier dengan merepres fungsi auxiliary. Apakah loop buruk? Tidak, selama tidak berlebihan. Jika digunakan seperlunya, loop bisa berperan positif sebagai pelengkap atau penyempurna informasi yang diproses fungsi dominan dan auxiliary. Tapi, loop akan bisa berpengaruh buruk saat loop sudah terlalu sering terjadi, apalagi jika ada informasi negatif yang mempengaruhi pertimbangan dari fungsi kognitif.

Saat terjadi loop dalam waktu yang lama, proses ke fungsi inferior seolah-olah terhambat. Karena fungsi auxiliary direpres, introvert akan terjebak dalam fungsi subjektif yang introverted dan seolah-olah melupakan fungsi extroverted-nya. Karena terlalu fokus pakai fungsi introverted, pola pikirnya jadi makin subjektif. Sebaliknya, extrovert akan terjebak dalam fungsi extroverted-nya sehingga fungsi introverted-nya makin terabaikan.
Lebih jelasnya, berikut ini adalah loop untuk tiap tipe MBTI :
  • INTP (Ti-Si)
  • ISFJ (Si-Ti)
  • INFP (Fi-Si)
  • ISTJ (Si-Fi)
  • INFJ (Ni-Fi)
  • ISTP (Ti-Ni)
  • INTJ (Ni-Fi)
  • ISFP (Fi-Ni)
  • ENTP (Ne-Fe)
  • ESFJ (Fe-Ne)
  • ENFP (Ne-Te)
  • ESTJ (Te-Ne)
  • ENFJ (Fe-Se)
  • ESTP (Se-Fe)
  • ENTJ (Te-Se)
  • ESFP (Se-Te)
Jumping The Stack
Kesamaan tipe tidak menjamin perilaku akan sama sepenuhnya karena spektrum tiap fungsi kognitif belum tentu sama. Selain itu, perkembangan tiap fungsi kognitif tidak hanya dipengaruhi faktor biologis. Ada faktor seperti cara ortu mendidik atau kebutuhan adaptasi saat berada di tengah lingkungan pergaulan.

Salah satu pemicu perbedaan tipe adalah tuntutan untuk mengubah kepribadian 180 dari pendidik, baik itu orang tua ataupun guru. Saat yang diubah adalah ciri fungsi dominan, ada kemungkinan akan terjadi lompatan dari fungsi dominan ke fungsi inferior.

Lompatan dari fungsi dominan ke fungsi inferior yang terjadi sesekali tidak akan terlalu terlihat pengaruhnya. Tapi, semakin sering lompatan tersebut dilakukan, kepribadian seseorang akan terlihat berbeda dari kepribadiannya yang biasa terlihat sebelumnya. Walaupun bisa menggunakan fungsi inferior, cirinya tidak akan sama dengan saat fungsi yang sama berada di posisi dominan. Misalnya, Te di posisi inferior dari I*FP tidak akan sama stabilnya dengan Te dominan E*TJ. Selain itu, fungsi auxiliary yang diabaikan akan membuat pengambilan keputusan tidak ideal.

Idealnya, penggunaan fungsi inferior seharusnya melibatkan penggunaan fungsi dominan dan auxiliary, dan akan lebih baik jika didukung dengan fungsi tersier. Fungsi inferior akan berperan positif jika dua fungsi teratas sudah benar-benar berkembang dan siap memberikan informasi yang dibutuhkan fungsi inferior. Ini berbeda dengan penggunaan fungsi inferior yang dipaksakan saat fungsi auxiliary belum berkembang dengan baik, atau saat fungsi auxiliary direpress.

Selain karena faktor didikan, stress juga mungkin untuk jadi pemicu dari penggunaan inferior. Kadang, saat stres, seseorang bisa mulai merasa lebih nyaman untuk menggunakan fungsi inferiornya sebagai pelarian.

Lompatan ke fungsi inferior berperan sesuai penyebab lompatannya. Sebagai rangkuman, alasan penggunaan fungsi inferior bisa karena :
  • Coping stress, dan biasanya akan ada grip fungsi inferior yang membuat seseorang terjebak sementara dalam kesenangan terkait fungsi inferiornya.
  • Tuntutan untuk berubah atau berbalik 180 derajat dari orang lain. Biasanya, lompatan cepat ke fungsi inferior yang bukan atas kemauan sendiri akan membuat orang tertekan dan tidak nyaman.
  • Proses akhir dari fungsi kognitif yang minimal sudah melawati fungsi dom-aux. Proses ini dinilai sebagai proses yang paling ideal.
Mungkin tidak ada orang normal yang hanya menggunakan dua fungsi teratasnya. Faktor eksternal dan tuntutan untuk beradaptasi akan membuat manusia berusaha menyesuaikan diri jika mau bertahan dan diterima lingkungannya. Mau bertahan atau gagal, itu pilihan yang harus diambil tiap orang.
Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »