Fakta dan Opini Tentang Pernikahan DIni

Kawin muda atau nikah dini sering menjadi bahan perdebatan di dunia maya dan dunia nyata. Disebut sebagai Nikah dini karena dirasa belum cukup umur untuk memulai sebuah keluarga dimana rasa kedewasaan para pelaku pernikahan usia dini ini belum dirasa muncul.

Saya menulis ini bukan untuk membenarkan pernikahan dini, khususnya yang masih terjadi sampai sekarang ini. Saya menulis ini agar kita bisa berpikir lebih objektif dan "open minded" tentang pernikahan dini. Saya sejujurnya tidak setuju dengan pernikahan dini yang terjadi saat ini karena :
  1. Walaupun dalam Islam batas minimal pernikahan adalah setelah usia baligh, sudah ada hukum yang mengatur usia pernikahan, umumnya batas usia pernikahan secara hukum adalah 18. Sebagai orang yang tinggal di negara hukum kita harus taat hukum.
  2. Secara medis "batas aman" untuk melakukan pernikahan adalah 20 tahun ke atas, dengan alasan lebih perempuan dengan usia tersebut siap untuk melahirkan secara normal dan organ reproduksinya sudah siap untuk melakukan hubungan seksual. Walaupun kenyataannya banyak perempuan yang selamat melahirkan secara normal di bawah usia 20 tahun.
  3. Saat ini, untuk lebih mudah mendapatkan pekerjaan kita membutuhkan ijasah dari lembaga pendidikan, minimal ijasah SMA. Sedangkan Untuk menempuh pendidikan hingga SMA umumnya butuh waktu 12 tahun. Jika, kita mulai sekolah pada usia 6 tahun artinya kita baru lulus sekolah pada usia 18 tahun.
  4. Secara mental anak yang belum melewati masa puber emosinya masih labil dan belum bisa mengambil keputusan dengan bijak.
Saya masih mempunyai alasan lainnya, tetapi saya tidak perlu panjang lebar tentang hal ini. Alasan saya tidak menyukai pernikahan dini bukan karena standar moral yang dibuat manusia, tapi lebih kepada dampak logis yang ditimbulkan. Karena itu, istilah pedofilia tidak jadi salah satu alasan saya untuk menentang pernikahan dini.

Istilah erotika pedofilia diciptakan pada tahun 1886 oleh psikiater asal Wina, Richard von Krafft-Ebing dalam tulisannya Psychopathia Sexualis. Istilah ini muncul pada bagian yang berjudul "Pelanggaran Individu Pada Abad Empat belas," yang berfokus pada aspek psikiatri forensik dari pelanggar seksual anak secara umum.

Kata pedofilia berasal dari bahasa Yunani : paidophilia (παιδοφιλια)—pais (παις, "anak-anak") dan philia (φιλια, "cinta yang bersahabat" atau "persahabatan", meskipun ini arti harfiah telah diubah terhadap daya tarik seksual pada zaman modern, berdasarkan gelar "cinta anak" atau "kekasih anak," oleh pedofil yang menggunakan simbol dan kode untuk mengidentifikasi preferensi mereka. Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) mendefinisikan pedofilia sebagai "gangguan kepribadian dewasa dan perilaku" di mana ada pilihan seksual untuk anak-anak pada usia pubertas atau pada masa prapubertas awal.

Pada tahun 1908, neuroanatomis dan psikiater asal Swiss, Auguste Forel menulis tentang fenomena tersebut, mengusulkan bahwa hal itu disebut sebagai "Pederosis" atau "Nafsu Seksual pada Anak". Istilah "pedofilia" menjadi istilah yang berlaku umum pada kondisi dan dilihat penerapan secara luas pada awal abad 20, muncul dimana banyak dalam kamus medis populer seperti Stedman Edisi ke-5.

Saya menyalin artikel ini dari beberapa sumber dan menyeleksinya untuk bacaan bagi yang mau membacanya sekaligus sebagai sumber referensi bagi diri saya sendiri. Berikut ini Tradisi pernikahan dini yang ada di berbagai negara.

1.Pernikahan dini di Eropa

Di Eropa, pada abad pertengahan, wanita kelas atas biasanya menikah pada usia 12 tahun dan maksimal 14 tahun, sedangkan laki-laki biasanya menikah pada usia 17 tahun.

Sedangkan wanita kelas menengah ke bawah, khususnya masyarakat petani, orang tua sang mempelai tidak punya kekuasaan untuk menentukan pernikahan anaknya. Di sebagian wilayah eropa, pernikahan para wanita kelas menengah ke bawah diatur oleh para bangsawan tuan tanah, penguasa feudal setempat. Dan para penguasa ini merenggut keperawanan mempelai wanita sebelum menikah dengan pasangannya.

Aturan penguasa feudal itu disebut dengan Jus Primae Noctis yang artinya Jus= Hukum, Primae Noctis= “malam pertama”, di Perancis disebut Droit de Seigneur yang artinya Hak Tuan Tanah, di Jerman disebut dengan das Recht der ersten nacht yang artinya Hak atas malam pertama.

Mungkin para pembaca sering mendengar kisah Romeo dan Juliet. Dalam kisah tersebut digambarkan Juliet berusia 13 tahun saat menikah, dan ibu Juliet baru berusia 26 tahun. Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa masyarakat di Eropa pada abad pertengahan menganggap biasa menikah pada usia tersebut.

Berikut ini adalah contoh-contoh bangsawan Eropa yang melakukan pernikahan usia dini.

1.Richard Of Shrewbury menikahi Anne de Mowbray dari Norfolk yang Berusia 5 tahun
Anne De Mowbrey (1472-1481)adalah putri dari Jhon De Mowbray, 4th Duke Of Norfolk. Anne De Mowbrey (4 tahun) menikah pada 15 januari 1478 dengan Richard of Shrewbury (first duke of york) (4 tahun)

2.Richard II of England menikahi Isabel of france saat masih berusia 7 tahun
Pada saat tahun 1396, Richard II of England mengadakan perjanjian gencatan senjata selama 28 tahun dengan perancis. Dalam perjanjian gencatan senjata tsb, salah satu syaratnya adalah Richard II harus menikah dengan Isabella de la valois, putri raja Charles VI dari Perancis. Pada saat itu Isabella masih berusia 7 tahun dan Richard sendiri berusia 29 tahun.

3.Caterina Sforza menikah dengan Girolamo Riario pada usia 10 tahun
Caterina Sforza menikah dengan Girolamo Riario keponakan Paus Sixtus IV pada tahun 1473 saat umur Caterina 10 tahun dan Girolamo 30 tahun.

3.Raja Haakon VI dari Norwegia menikah dengan Margaret saat berumur 10 tahun
Raja Haakon VI (1340-1380) dari Norwegia bertunangan dengan putrid Raja Valdemar IV dari Denmark bernama Margrete Valdemarsdatter yang berusia 6 tahun. Margrete menikah saat usia 10 tahun dan Haakon saat itu berusia 23 tahun

4.Margaret OF France menikah dengan Henry the Young King Of England saat masih berusia 2 tahun
Margaret of France (1157-1197) atau dikenal juga dengan Queen Of England and Hungary adalah putri dari Louis VII of France. Margaret dinikahkan saat masih berusia 2 tahun dengan Henry The Young King (1155-1183) yang saat itu masih berusia sekitar 4 atau 5 tahun.

Pernikahan dini pada abad pertengahan ternyata tidak hanya terjadi pada kalangan bangsawan saja tapi juga terjadi pada rakyat jelata. Af Chamberlain dalam bukunya The Child and Childhood in folk Thought mengutip dari penelitian dr Furnivall di wilayah Keuskupan Chester, Cheshire Inggris 1561-1566, menyatakan pernikahan anak-anak bahkan balita sering terjadi di gereja. Tercatat ada 27 pernikahan legal anak-anak dan balita dari kalangan rakyat biasa, antara lain sebagai berikut

  1. Elizabeth Hulse 3 tahun menikah dengan George Hulse 7 tahun.
  2. Jhon Somerford usia 3 tahun menikah dengan Jane Brerton usia 2 tahun.
  3. Bridget Dutton (usianya dibawah lima tahun) menikah dengan George Spurstowe usia 6 tahun.
  4. Margaret Stanley usia 5 tahun menikah dengan Roland Dutton usia 9 tahun.
  5. Janet Parker usia 5 tahun menikah dengan Lawrence Parker Usia 9 tahun.
  6. Ellen Dampart usia 8 tahun menikah dengan Jhon Andrew usia 10 tahun.
Hukum Gereja tentang Pernikahan Dini pada Abad pertengahan di Eropa. Di dalam Bibel tidak pernah disebutkan tentang batasan usia dalam pernikahan. Aturan batas usia pernikahan dibuat oleh gereja.

Pernikahan di Eropa pada Abad pertengahan banyak diatur oleh gereja. Oleh Gereja aturan pernikahan pada Abad ke 12 diatur dalam canon yang dikenal dengan Gratian Decretum/Dekrit Gratia (dimana batas usia menikah adalah 7 tahun), yang kemudian pada abad ke 16 diatur oleh konsili Trent (batas usia menikah 14 tahun untuk laki-laki dan 12 tahun untuk perempuan).

2.Kisah Pernikahan Dini di Korea

Pernikahan Dini anak-anak Korea kelas atas telah ada sejak tahun 1916 lalu. Bahkan beberapa bukti dari pernikahan mereka telah tergambar di artikel Geographic edisi Juli 1919 yang berjudul “Menjelajahi Sudut Tak Dikenal di Kerajaan Para Petapa” Dimana dalam kisahnya terdapat kedua mempelai yang baru berusia 10 dan 12 tahun yang menikah sebatas seremonial. Mereka tinggal di bagian terpisah di rumah anak lelaki hingga orang tua mereka memutuskan sebaliknya. Dikalangan bangsawan, pernikahan ini biasanya diatur untuk memperkuat antar keluarga. Meskipun memakai hiasan kepala tradisional untuk mempelai, mereka tidak mengenakan pakaian pernikahan. Pakaian itu, “terlalu besar untuk mereka gunakan,” kata Yeon Ji Hwang dari Konsulat Kebudayaan Korea. (Margaret G. Zackowitz)

3.Kisah Pernikahan Dini di India
Pernikahan Dini di India sebenarnya dilarang di negara ini, namun nyatanya banyak anak perempuan di India yang menikah ketika mereka masih anak-anak. Survei pemerintah India pada tahun 2006 lalu melaporkan bahwa 45% anak perempuan di India telah menikah diusia yang lebih muda dari 18 +. Dan pada pernikahan anak-anak lokal menjadi kesempatan bagi polisi lokal untuk melakukan penggerebegan, karena gadis-gadis muda tsb.dipaksa menikah dengan anak laki-laki atau orang tua dan sering berada dalam resiko kekerasan dan pelecehan seksual.

4.Pernikahan dini di Yunani kuno
Seorang gadis di Yunani kuno dijodohkan pada usia 5 tahun dan menikah pada usia rata-rata 14-15 tahun dan mempelai prianya sekitar 30 tahun

5.Pernikahan dini di Romawi Kuno
Pada umumnya, pada kisaran tahun 530M, usia legal seorang mempelai wanita menikah adalah 12 tahun dan untuk mempelai pria 14 tahun, pertunangan dilakukan jauh sebelum usia tsb, umumnya pada usia 7 tahun. Kaisar Agustus yang berkuasa jauh sebelumnya (7M) menetapkan batas usia minimal perkimpoian adalah 10 tahun. Penetapan usia legal menikah ini tidak mempertimbangkan seorang gadis telah mencapai puber atau belum. Asalkan usia legalnya sudah terpenuhi, pernikahan bisa dilaksanakan.

6.Pernikahan dini di Mesir Kuno
Usia umum pernikahan di Mesir kuno, untuk wanita 12/13 tahun dan laki-laki 14 tahun, bahkan catatan yang pernah ditemukan tentang usia pernikahan seorang gadis mesir kuno pada masa yunani-roma adalah 8 tahun.

7.Pernikahan Dini di China
Setiap dinasti memiliki batas usia pernikahan yang berbeda-beda, dinasti Han menetapkan batas usia pernikahan 15 tahun, dinasti Tang 25 tahun, Qing 16 tahun. Pada pertengahan dinasti Ching, suku Lolo di Propinsi SzeChuan bahkan menikahkan anak-anaknya pada usia 4-5 tahun 
Pernikahan dini ini ternyata sudah ada sejak jaman dahulu, bahkan ada yang menikahkan anak anaknya di usia sangat dini yaitu sekitar 5 tahun. Apapun alasannya semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita.


8.Pernikahan Dini di Amerika
Pernikahan dini di Amerika banyak terjadi di kalangan koloni awal yang datang dari negara-negara Eropa pada awal abad ke 17. Pada tahun 1689, di negara Virginia, Mary Hathaway usia 9 tahun menikah dengan William William. kasus lain adalah Sarah Halfhide seorang janda berusia 14 tahun menikah dengan Richard Perrot yang berusia 21 tahun.

Berikut adalah table usia Age Of Consent/ Usia kedewasaan yaitu usia legal untuk bisa menikah di Amerika sejak tahun 1880 di setiap Negara bagian, silakan klik link ini untuk melihat tabel http://chnm.gmu.edu/cyh/teaching-mod...rces&source=24. Hampir di setiap Negara bagian menunjukkan pada tahun 1880 usia kedewasaan rata-rata adalah 10 tahun, bahkan di Negara bagian Delaware hanya 7 tahun. Tahun 1880 berjarak cukup dekat dengan waktu saat ini. Jika Amerika melegalkan usia pernikahan 10 tahun bahkan 7 tahun pada saat itu, maka apakah Amerika boleh disebut Negara Pedofilia? (jawaban boleh terserah para pembaca).

Berdasarkan sebuah surat, Benjamin Franklin, salah satu founding father Amerika, sepertinya sangat mendukung pernikahan usia dini. Berikut adalah surat yang ditulis Benjamin Franklin kepada Jhon Alleyne yang diterbitkan di Koran Pensylvania Packet pada 30 Oktober 1789.


Benjamin Franklin On An Early Marriage
Text Version
Dear Jack,
You desire, you say, my impartial thoughts on the subject of an early marriage, by way of answer to the numberless objections which have been made by numerous persons to your own. You may remember when you consulted me on the occasion, that I thought youth on both sides to be no objection. Instead, from the marriages which have fallen under my observation, I am rather inclined to think that early ones stand the best chance for happiness.

The tempers and habits of the young are not yet become so stiff and uncomplying as when more advanced in life; they form more easily to each other, and hence many occasions of disgust are removed. And if youth has less of that prudence which is necessary to manage a family, yet the parents and elder friends of young married persons are generally at hand, to afford their advice, which amply supplies that defect; and by early marriage youth is sooner formed to regular and useful life; and possibly some of those accide nts or connections that might have injured the constitution or reputation, or both, are thereby happily prevented. Particular circumstances of particular persons may possibly sometimes make it prudent to delay entering into that state; but in general, when nature has rendered our bodies fit for it, the presumption is in nature's favor, that she has not judged amiss in making us desire it.
Late marriages are often attended too with this further inconvenience; that there is not the same chance that the parents shall not live to see their offspring educated. Late children, says the Spanish proverb, are early orphans; a melancholy reflection to those whose case it may be! With us in America, marriages are generally in the morning of our life; our children are therefore educated and settled in the world by noon; and thus our business being done, we have an afternoon and evening of cheerful leisure to ourselves, such as our friend at present enjoys. By these early marriages, we are blessed with more children, and from the mode among us, founded by nature, of every mother suckling and nursing her own child, more of them are raised. Thence the swift progress of population among us, unparalleled in Europe.
In fine, I am glad you are married, and congratulate you most cordially upon it. You are now in the way of becoming a useful citizen, and you have escaped the unnatural state of celibacy for life, the fate of many here, who never intended it, but who, having too long postponed the change of their condition, find at length that it is too late to think of it; and so live all their lives in a situation that greatly lessens a man's value-- an odd volume of a set of books bears not the value of its proportion to the set. What think you of the odd half of a pair of scissors?...it can't well cut any...it may possibly serve to scrape a trencher.
Pray make my compliments and best wishes acceptable to your bride. I am old and heavy, or I should ere this have presented them in person. I shall but make small use of the old man's privilege, that of giving advice to younger friends.----- Treat your wife always with respect; it will procure respect to you, not from her only, but from all that observe it. Never use a slighting expression to her, even in jest; for slight in jest, after frequent bandyings are apt to end in angry earnest. Be studious in your profession, and you will be learned. Be industrious and frugal, and you will be rich. Be sober and temperate, and you will be healthy. Be in general virtuous, and you will be happy! At least you will by such conduct, stand the best chance for such consequences. I pray God to bless you both! being ever your affectionate friend, B.F.

Sumber http://www.earlyamerica.com/earlyame.../frnkorig.html

Terjemahan surat bagian yang di bold pada surat di atas : “Melalui pernikahan dini ini, kita diberkati dengan banyaknya anak, dan merupakan mode yang telah ditetapkan oleh alam. Dari setiap ibu yang menyusui dan merawat anaknya, semakin banyak dari mereka yang terpelihara dan tumbuh dibesarkan. Kemudian, laju pertumbuhan populasi di antara kita, tidak tertandingi oleh Eropa.”

Benjamin Franklin sendiri sudah menyatakan bahwa pernikahan dini adalah anjuran bangsa Amerika untuk memperoleh keturunan sebanyak-banyaknya. Pada saat itu masih tahun 1789 yang berarti usia kedewasaan yang berlaku sekitar 10-12 tahun. Artinya Benjamin Franklin merestui pernikahan dini usia 10-12 tahun bahkan 7 tahun di Delaware.

9.Pernikahan Dini di semenanjung Arabia abad ke 7 M

mengenai usia pernikahan di semenanjung Arabia pada zaman itu, Colin Turner seorang Profesor Ahli bahasa Persia dan Sejarah Islam dalam bukunya Islam The Basics, menyatakan bahwa pernikahan dini sangat umum terjadi pada masyarakat Badui. Perbedaan usia yang jauh dimana seorang laki-laki yang berumur (tua) menikahi gadis yang masih sangat belia bukanlah hal yang aneh. Pada umumnya gadis-gadis di wilayah tersebut cepat matang secara seksual dibandingkan gadis gadis barat zaman modern.

Menurut literatur yang lain dari Timur disebutkan sebagai berikut:

Imam Syafi'i, menulis dalam Siyar a'lam al Nubala (vol 10 page 91): selama perjalanan saya ke Yaman, saya bertemu seorang gadis yang pada usia 9 tahun telah mengalami menstruasi....

Imam al Bayhaqi juga meriwayatkan ucapan Imam Syafi'i dalam sunan al Bayhaqi al Kubra (vol 1, p.319): Saya melihat di kota Sana'a seorang nenek yang berusia 21 tahun. Dia Haidh pada usia 9 tahun dan melahirkan pada usia 10 tahun.
10.Pernikahan dini pada masyarakat Yahudi dan Arab pada jaman dahulu

Tentang kaum yahudi, pada zaman dahulu, biasanya para gadis yahudi menikah pada usia 12-13 tahun (setelah mereka mengalami masa puber, telah mengalami haidh pertama kali) sumber WOMEN AND THE LAW IN ANCIENT ISRAEL

Kutipannya bisa kalian lihat di bawah ini.
It is possible, then, that Jewish men did purchase their brides in the earliest days, but it is very clear that for at least the two or three centuries before the common era there was no bride price beyond a modest token to demonstrate sincerity. Since the expression “take a wife” was in Scripture it could not very well be repudiated, but Jewish leaders made it clear that brides could not be bought and that marriage required the consent of the woman herself as well as that of her father. Girls typically married at age 12 or 13, immediately after puberty,so one might be excused for wondering what chance they had of developing an informed opinion beyond that of their fathers.

"Bagaimana dengan ketentuan hukum Islam tentang batas usia pernikahan? Dalam sejumlah ayat tentang pernikahan, tak disebutkan secara eksplisit mengenai batas usia pernikahan, kecuali disebutkan sudah baligh (dewasa).

Dalam cakupan usia baligh ini, batasan yang diambil para ulama adalah saat pertama kali perempuan haid, dan saat pertama laki-laki mengeluarkan air mani (mimpi basah).


Dari sini mayoritas menyatakan, pria pertama kali mimpi basah berusia antara 12-15 tahun. Sedangkan anak perempuan, haid pertama sekitar usia 12-17 tahun. Dalam urusan shalat, awal usia baligh merupakan masa-masa diwajibkannya melaksanakan shalat lima waktu dan puasa."

Selain pernikahan dini karena tradisi yang sudah saya sebutkan masih banyak fakta tentang pernikahan dini yang pernah terjadi. Selain karena budaya yang melegalkan nikah muda, penyebab dari kawin muda ini biasanya marriage by accident atau hamil diluar nikah, dan kemauan sendiri. Pernikahan dini tidak hanya sering terjadi di masa lalu. Kenyataannya, sekarang pun pernikahan dini masih sering dilakukan.

Pada tahun 1989 menurut PBB (Perserikatan bangsa-bangsa) berdasarkan Convention On the rights of Child, menetapkan bahwa kategori anak-anak adalah siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Berdasarkan kategori ini kita bisa menyimpulkan bahwa arti pernikahan dini semenjak tahun 1989 adalah pernikahan yang terjadi pada siapapun yang berusia di bawah 18 tahun.

Berdasarkan tabel Early Marriage A harmful Traditional Practice, a statistical exploration 2005, Unicef tampak bahwa pernikahan dini masih terjadi di negara2 berkembang seperti di Asia dan Afrika. Di kawasan-kawasan itu, masyarakat masih memandang pernikahan adalah suatu ikatan sakral bagi pria dan wanita membentuk rumah tangga.

Sedangkan catatan pernikahan dini di negara-negara maju seperti Eropa dan amerika, umumnya masyarakat disana tidak mau terikat dalam ikatan pernikahan. Namun pada kenyataannya tingkat hubungan seksual usia dini (usia di bawah 18 tahun) sangatlah tinggi. Pada umumnya gadis-gadis di Eropa dan Amerika sudah melakukan hubungan seksual sejak berusia masih sangat muda.

Data resmi dari CDC pada tahun 2006-2008 di Amerika serikat mengungkapkan bahwa 42% wanita usia 15-19 tahun telah melakukan hubungan seksual di luar nikah, sedangkan laki-lakinya 43%.

Pada tahun 2006, di Inggris, BBC melakukan Polling yang menyatakan 33% responden berusia muda (dibawah 18 tahun) telah kehilangan keperawanan.

Berikutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »